Hiu Putih Memangsa Manusia?
Oleh Sian Foch-Gatrell, diterjemahkan dan dikembangkan oleh Hosea Saputro HandoyoNetsains.Com -  Bukan main senang dan gugupnya ketika ‘Cheetah’, boat yang membawa saya  ke ‘Seal Island’, mulai menjauh dari pantai. Sebentar lagi saya akan  melihat untuk pertama kalinya hiu putih. Tidak ada kata yang mampu  mendeskripsikan pengalaman saya. Saat itu Juni 2009 di Mossel Bay,  Afrika Selatan. Saya, Sian Foch-Gatrell menghabiskan masa tugas akhir  saya untuk bidang study Zoology, University of Dundee di Mossel Bay,  Afrika Selatan.
Mossel Bay merupakan teluk yang berada di Garden  Route di Western Cape yang banyak dikunjungi turis – dengan satu  perbedaan. Mossel Bay adalah rumah bagi komunitas hiu putih terbesar di  dunia. Kenapa? Anda mungkin bertanya-tanya. Sebagai teluk, Mossel Bay  memiliki struktur alamiah yang memungkinkan hiu-hiu putih tersebut  berkembang biak dengan jumlah hiu putih betina yang telah mendiami teluk  tersebut untuk waktu yang cukup lama. Teluk ini ditunjang pula dengan  komunitas anjing laut yang merupakan santapan sedap bagi hiu-hiu putih  tanpa harus pergi jauh-jauh berburu. BUkan kebetulan Ocean Research  menetapkan teluk ini sebagai tempat riset hiu putih mulai dari perilaku,  pola perpindahan, fisiologi,  dinamika populasi dan yang terpenting,  interaksi hiu putih dengan kehidupan manusia.
Hiu putih tidak  memangsa manusia – nah saya buka rahasianya. Hiu putih melalui evolusi  hanya memangsa ikan, cumi-cumi dan singa laut. Gigi mereka tidak  didesain untuk memangsa manusia yang memiliki struktur daging dan tulang  yang lebih kompleks. Hiu putih tidak banyak berubah selama 450 juta  tahun terakhir ini dan hanya akhir-akhir ini (beberapa ratus tahun),  mulai berinteraksi dengan manusia –sekali lagi – tanpa  keinginan untuk  memangsa manusia. Hal ini didukung oleh fakta bahwa hiu putih dapat  meningkatkan suhu tubuh mereka minimal 13 derajat Celcius untuk  beradaptasi dengan perubahan suhu air laut. Oleh karena inilah, hiu-iu  putih memerlukan banyak energy yang dibakar. Energi ini tidak lain dari  lemak singa laut yang gemuk bukan dari manusia yang kurus tentunya.  Selama ini belum pernah ada catatan manusia dimakan hiu putih. Bahkan  selama saya melakukan studi lapangan atau tepatnya studi laut, belum  pernah saya diserang hiu putih walau saya berenang di dekatnya.
Hiu  putih besar adalah predator yang unik – mimpi buruk bagi yang  mangsanya. Banyak  orang justru merinding mendengar ‘hiu’ apalagi  setelah menonton film ‘Jaws’ misalnya. Lalu kenapa kita mempelajari hiu?  Hiu adalah salah satu hewan yang menarik – lebih menarik dan baik hati  dari yang Hollywood buat. Dengan mempelajari hiu putih ini, kita bisa  banyak belajar mengenai konservasi alam. Bagaimana kita menjaga rantai  makanan yang ada di laut sehingga ekosistem laut terjaga. Satu kompnen  rantai makanan hilang, maka bias terjadi kepunahan atau meledaknya  pertumbuhan mangsa komponen yang hilang/punah. Ini berbahaya bagi  nelayan yang banyak berharap dari laut.
sumber: http://netsains.com/2010/03/hiu-putih-memangsa-manusia/ 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar